Jafana _Voice Mataram 2014
Nasyid dipercaya sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad.Syair thola'al badru
'alaina (yang artinya telah muncul rembulan di tengah kami)yang kini kerap
dinyanyikan oleh tim qosidah dan majelis ta'lim, adalah syair yang dinyanyikan
kaum muslimin saat menyambut kedatangan Rasulullah SAW ketika pertama kali
hijrah ke Madinah. Nasyid kemudian berkembang seiring dengan situasi dan
kondisi saat itu. Misalnya nasyid di Timur Tengah yang banyak mengumandangkan
pesan jihad maupun perlawanan terhadap imperialisme Israel lebih banyak
dipengaruhi oleh situasi politik yang ada saat itu.
Pengertian nasyid
Nasyid (Arab: أناشيد)
merupakan senandung yang biasanya bercorak Islam dan mengandungi kata-kata
nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang berkaitan dengan dengan islam
lainnya.
Biasanya nasyid dinyanyikan secara acappela Atau dengan diiringi gendang.
Metode ini muncul karena banyak ulama Islam yang melarang penggunaan alat musik
kecuali alat musik perkusi.
Pada awalnya sejarah nasyid pertama kali di bawakan dengan alunan bercorak
padang pasir, tetapi kini kumpulan team nasyid telah membawa
perbagai bercorak baru untuk para pendengar. Pembaharuan ini menjadikan
lagu-lagu nasyid lebih menarik dan bersifat lebih daya saing dalam bidang seni.
Masuknya nasyid ke indonesia
untuk awal masuknya nasyid di indonesia diperkirakan pada akhir tahunan 80an
dan awal 90an. yaitu nada murni ( dari malaysia ) dan untuk team nasyid dari
nusantara sendiri itu adalah team nasyid izzatul islam ( hingga kini ) .
Pada awalnya yang dinyanyikan adalah syair-syair asli berbahasa Arab. Namun
akhirnya berkembang dengan adanya nasyid berbahasa Indonesia dan dengan tema
yang semakin luas (tidak hanya tema syahid dan jihad).Biasanya nasyid
dinyanyikan dalam pernikahan, maupun perayaan hari besar umat Islam.
Nasyid berasal dari bahasa Arab, ansyada-yunsyidu, artinya bersenandung.
Definisi nasyid sebagai format kesenian adalah senandung yang berisi
syair-syair keagamaan. Akan tetapi, ada banyak versi mengenai pengertian nasyid
itu sendiri. Misalnya dari sebuah artikel disebutkan bahwa arti nasyid atau
anasyid (jamak) itu sendiri adalah lantunan atau bacaan, sementara istilah
nyanyian dalam bahasa arab adalah Al-Ghina, bukan nasyid.
Orang yang menyanyikan nasyid biasanya disebut munsyid, sedangkan arti munsyid
itu sendiri adalah orang yang melantunkan atau membacakan syair.
Nasyid tidak hanya sekedar lagu, akan tetapi memiliki nilai spiritual yang
tinggi baik dari segi syairnya maupun munsyidnya. Syair atau lirik nasyid harus
memiliki pesan ruhani atau pesan islami yang kuat. Imam Al Mawardi mengatakan
bahwa syair-syair yang diungkapkan oleh orang-orang Arab lebih disukai apabila
syair itu mampu menumbuhkan rasa waspada terhadap tipuan atau rayuan dunia,
cinta kepada akhirat, dan mendorong kepada akhlak yang mulia. Kesimpulannya,
syair seperti ini boleh jika selamat atau bebas dari kekejian dan kebohongan.
Munsyid yang menyanyikannya harus mencerminkan kepribadian islami yang kuat.
Citra islami harus ada pada diri seorang munsyid. Bisa jadi karena niat munsyid
dalam bernyanyi yang tidak benar akan mempengaruhi penyampaian nasyid meskipin
lirik nasyid tersebut sudah kuat pesan ruhiahnya.
Bagi munsyid, nasyid merupakan salah satu sarana dalam berdakwah. Oleh karena
itu, seorang munsyid harus memahami falsafah berdakwah dalam nasyid, yaitu
menyampaikan pesan dalam nasyid agar tersampaikan kepada pendengarnya. Seorang
munsyid harus mampu membuat pendengarnya tergerak untuk mengingat Allah dan
senantiasa berbuat kebaikan. Setiap syair yang dinyanyikan hanya akan sampai ke
hati pendengar apabila dinyanyikan dengan hati, maka sudah merupakan kewajiban
bagi seorang munsyid untuk mengaplikasikan nasyid yang disampaikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam perkembangannya nasyid semakin mendapat tempat di masyarakat. Ini
ditandai dengan semakin bertambahnya tim nasyid dari tahun ke tahun dan perlu
di catat yang gandrung terhadap nasyid datangnya dari generasi muda. Dari mulai
kampus, sekolah, remaja mesjid sampai dengan pesantren tidak ada yang tidak
mengenal nasyid.
Di Indonesia khususnya, nasyid dapat disaksikan dalam berbagai style atau gaya
penyampaian. Yang telah kita lihat sekarang yaitu :
1. Nasyid yang dibawakan dengan ACAPELLA yang berirama pop mengikuti trend
musik yang tengah digandrungi. Pengusung nasyid ini adalah kelompok nasyid :
Snada, , dll.
2. Nasyid yang dibawakan dengan ACAPELLA dan musik yang minimalis (musik drum
saja) dan berirama mars, dengan karakter semangat dan menyeru. Pengusungnya :
Izzatul Islam, Ruhul Jadid, Shoutul Harakah
3. Nasyid yang dibawakan dengan perkusi dan kebanyakan berisi puji pujian.
Pembawanya adalah : Snada (kadang-kadang), Raihan,
4. Nasyid yang dibawakan dengan alat musik lengkap seperti : Bimbo, Hadad Alwi,
Dengan pembawaan yang beragam seperti ini, cara membawakan nasyidnya pun
bermacam macam juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar